Rabu, 23 Oktober 2013

Sahabat Paling Tulus

Inilah sahabatku yang paling aku sayangi. Disampingku fachriah atau biasa kami panggil Dede karena dia anak terakhir dan dirumah panggilannya juga seperti itu. Dibelakangku namanya Adinda dan biasa dipanggil Jutek, memang jutek sih tampangnya, tapi hatinya subhanallah amat sangat baik. Disamping jutek yaitu Deden, eits bukan lelaki lho, nama aslinya Winda, entah kenapa dari waktu SMP dia dipanggilnya Deden, haha. Dede yang seorang pramugari cantik, suka dandan, padahal waktu sekolah dulu anaknya berantakan dan ceroboh bangetm tapi sekarang dai berubah 180 derajat, syukurlah. Jutek yang kelihatannya judes, tp hatinya baik sekali, dia mau menolong siapapun temannya yang sedang memerlukan bantuannya. Deden yang chubby pun hatinya cantik sekali, dia bagai ibu Ustadzah bagi kita semua, secara gak pernah pacaran, kata dia pacaran itu banyak mudaratnya, ya perpekstif oraang memang beda-beda sih.

Mereka semua sahabat yang paling aku sayangi, karena kita sudah berteman kurang lebih selama 9 tahun. Dan diantara kami tidak pernah ada yang bertengkar hebat, hanya paling candaan yang terkadang bikin kesal-kesalan saja, tapi itu semua wajar bagiku. Aku merasa mereka semua mempunyai hati dan jiwa yang tulus, oleh sebab itu aku sangat sayang sahabatku yang ini. Semoga kita akan teruuuus bisa berkomunikasi sampai nanti sama-sama punya cucu, hihi.

Kontrol Diri

Begitu indah dan mulianya ciptaan Tuhan yang menciptakan umatnya beraneka ragam jenis, rupa, dan karakter. Terutama manusia yang memang ciptaan Tuhan paling sempurna dimuka bumi ini. Namun terkadang manusia sendiri lupa akan keberadaan Tuhannya, entah khilaf atau memang sengaja, itu semua kembali ke manusianya masing-masing dan hanya Tuhan yang tahu. 

Disini aku ingin bercerita bagaimana setiap harinya aku harus fighting melawan ego dan amarah dalam menghadapi orang-orang didalam kehidupanku. Pernah suatu ketika disaat aku menanyakan suatu hal kepada teman, namun dia menjawab dengan ketus dan seakan ingin memancing emosi. Jujur memang perasaanku pada saat itu kesal, namun kata hatiku berkata untuk sabar dan memaafkan, aku selalu berdoa untuk bisa terus sabar menghadapi orang-orang yang memang diluar kuasa kita untuk bisa ditangani. Itu hanya contoh sederhana saja dalam kehidupan sehari-hari.

Kontrol diri itu memang amat sangat penting, terlebih jika masih ingin dihargai oleh orang-orang disekitar kita. Pelajaran yang tidak pernah ada tamatnya yaitu belajar nilai-nilai kehidupan, hati nurani merupakan poros untuk kita dalam menjalani hidup yang begitu penuh lika-liku dan putaran.